Rabu, 13 April 2011

Apakah Donasi Ginjal Aman?

Memberikan ginjal kepada seseorang yang membutuhkan transplantasi adalah hal yang sangat murah hati untuk dilakukan. Tetapi itu dapat menyebabkan masalah ginjal di donor? Kebanyakan orang tidak mengalami masalah kesehatan sebagai akibat dari sumbangan. Sebuah studi besar dari efek jangka panjang dari donasi ginjal memiliki kabar baik bagi orang-orang yang menyumbangkan ginjal. Dokter melaporkan bahwa hidup donor ginjal dapat berharap untuk hidup penuh, hidup sehat.

Donor memiliki masalah kesehatan yang sangat sedikit jangka panjang, dalam banyak kasus. Studi ini melihat hampir 4.000 orang yang menyumbangkan satu dari dua ginjal mereka sejak 1963. tingkat kelangsungan hidup jangka panjang mereka adalah sama dengan non-donor dan mereka tidak memiliki peningkatan risiko gagal ginjal. Para peneliti di University of Minnesota meneliti hasil jangka panjang untuk diagnosa kesehatan dan menyebabkan kematian. Hidup sumbangan berarti bahwa orang yang hidup menyumbangkan ginjal kepada seseorang yang membutuhkan transplantasi. donor ini paling sering merupakan anggota keluarga dekat, seperti, anak saudara orang tua, atau adik. donor A juga bisa menjadi lebih jauh anggota keluarga, pasangan, teman atau rekan sekerja. donor Non-diarahkan, mereka yang menyumbang secara anonim dan tidak tahu penerima mereka, juga menjadi lebih umum.

kelangsungan hidup ginjal donor itu mirip dengan populasi umum ketika cocok untuk usia, jenis kelamin, dan ras atau kelompok etnis. Dari 3.700 donor, kebutuhan untuk dialisis atau transplantasi dikembangkan di hanya 11 donor, yang sebenarnya adalah tarif yang lebih rendah daripada populasi umum. Donor melaporkan kualitas hidup mereka adalah "baik."

Ginjal donor cenderung lebih sehat daripada orang rata-rata, mampu mentolerir operasi dengan baik dan kembali ke gaya hidup sehat. Potensi donor diskrining untuk tekanan darah tinggi dan diabetes, dua penyebab utama penyakit ginjal. Kelompok donor cenderung menjadi muda dan Kaukasia, sehingga University of Minnesota berpartisipasi dalam serangkaian penelitian yang dilakukan yang akan memeriksa kelompok donor yang lebih besar dan lebih beragam.

Lebih dari 105.000 orang saat ini pada daftar tunggu nasional untuk menerima ginjal dari donor meninggal. Karena sebagian teknik bedah baru yang telah memperpendek waktu pemulihan, hidup sumbangan ginjal telah menjadi lebih umum dalam beberapa tahun terakhir.

Banyak orang yang membutuhkan transplantasi organ dan jaringan tidak dapat menerima mereka karena kekurangan sumbangan. Setiap bulan, lebih dari 2.000 nama baru ditambahkan ke daftar tunggu nasional untuk transplantasi organ, dan sekitar 18 orang meninggal setiap hari sambil menunggu untuk transplantasi organ di AS

Organ dan sumbangan jaringan membantu orang lain dengan memberikan mereka kesempatan kedua di hidup.

Sumber : http://www.ikcc.or.id
Selengkapnya...

Hindari Vitamin Dosis Tinggi Pada Penderita Ginjal

Sebuah studi baru yang telah diterbitkan oleh Journal of American Medical Association menyebutkan pemberian vitamin B dosis tinggi ternyata berisiko bagi pasien diabetes yang mengidap penyakit ginjal. Dan pasien dengan rejimen tersebut harus segera dihentikan.

Pada awal penelitiannya, para peneliti ini yakin mereka akan melihat terapi vitamin B dosis tinggi termasuk asam folat, vitamin B6 dan vitamin B12, mampu meningkatkan fungsi ginjal pasien dan mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.

Ternyata, kenyataan yang mereka temui justru sebaliknya, para pasien ini malah mengalami pemburukan fungsi ginjal yang signifikan. Dan mereka dua kali lebih banyak mengalami insiden jantung dan stroke yang signifikan dibanding pasien yang memakai plasebo.

Dr. David Spence, dari University of Western Ontario di Kanada menduga bahwa hal tersebut terjadi karena pada orang dengan gagal ginjal, kelebihan vitamin B yang larut dalam air, tidak bisa dikeluarkan melalui urin. Lain halnya pada orang dengan ginjal normal. "Keadaan ini mungkin yang menyebabkan efek samping yang telah kita lihat dalam studi ini," ujar Spence dalam siaran berita universitas.

Spence kemudian menambahkan bahwa terapi vitamin B masih dapat bermanfaat pada orang-orang dengan fungsi ginjal normal, tapi ini adalah bukti jelas bahwa vitamin B dosis tinggi tidak boleh diberikan kepada orang-orang dengan masalah ginjal," tambahnya. Sekedar catatan, lebih dari 40 persen penderita diabetes mengidap penyakit ginjal.

Sumber : http://www.ikcc.or.id
Selengkapnya...

Tips Menjaga Kesehatan Ginjal pada Stadium Awal Penyakit Ginjal

• Usahakan untuk mengurangi resiko terkena serangan jantung, stroke, dan diabetes.
• Diabetes: Untuk penderita diabetes, awasi dan kendalikan tingkat glukosa dalam darah secara ketat. Bahas pengobatan terkini dengan dokter.
• Hindari obat penawar nyeri yang dapat memperburuk penyakit ginjal. Konsultasikan dengan dokter sebelum mulai mengkonsumsi obat atau jamu apa pun.

• Tekanan Darah: Orang dengan fungsi ginjal yang rendah harus mengendalikan tekanan darah. Penghambat ACE atau ARB harus termasuk dalam agenda pengobatannya. Obat diuretik adalah tambahan penting pada penghambat ACE atau ARB.
• Diet: Penderita gagal ginjal harus sadar bahwa beberapa bagian dari diet yang normal dapat memperburuk keadaan.
• Protein: Beberapa dokter mengusulkan pasien untuk membatasi jumlah protein yang dikonsumsi agar pekerjaan ginjalnya dikurangi. Namun demikian karena protein merupakan unsur penting untuk tubuh kita, maka perlu dikonsultasikan dengan ahli gizi untuk mendapatkan pola makan yang tepat.
• Kolesterol: Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak.
• Merokok: Hentikan kebiasaan merokok.
• Zat natrium: adalah bahan kimia yang ditemukan pada garam dan makanan lain. Hindari makanan yang mengandung tingkat natrium yang tinggi.
• Zat kalium: adalah mineral terdapat pada banyak buah dan sayuran, seperti jeruk, kentang, pisang, buncis kering dan kacang. Ginjal yang sakit mungkin tidak berhasil menghilangkan kalium yang berlebih, di mana hal ini dapat mempengaruhi denyut jantung.
• Anemia: Ginjal yang sehat membuat hormon EPO, yang merangsang tulang untuk membuat sel darah merah, sedangkan ginjal yang sakit mungkin tidak mampu membuat EPO dalam jumlah yang cukup, sehingga penderita mungkin membutuhkan suntikan EPO.

Sumber : http://www.ikcc.or.id
Selengkapnya...

Selasa, 12 April 2011

JANGAN TAKUT DONOR GINJAL

Ginjal adalah organ donor yang paling dicari di seluruh dunia, demikian menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO). Untuk mengatasi kekurangan organ ini, sebagian rumah sakit menciptakan program yang mencocokkan calon donor dengan penerima. Pada tahun 2006, Rumah Sakit Universitas Johns Hopkins mengadakan jumpa pers untuk mengumumkan keberhasilan mereka dalam operasi yang melibatkan sepuluh orang, lima donor dan lima penerima. Dr. Dorry Segev salah seorang dokter bedah menggarisbawahi masalahnya dalam wawancara dengan VOA.

“Setiap tahun kami mendaftar lebih banyak orang untuk cangkok ginjal karena semakin banyak orang mengalami gagal ginjal, semakin banyak orang menjadi kandidat transplantasi.” kata Dr. Segev.

Orang sering menjadi donor karena orang yang mereka kasihi membutuhkan ginjal. Sebagian melakukannya karena alasan altruistik. Dan itulah yang menjadi alasan Judy Payne. “keputusan itu rasanya tidak sulit. Saya suka memberi kepada orang lain. Saya suka berbagi berkat saya sebisa mungkin.” jelasnya.

Dr. Segev mempelajari lebih dari 80.000 donor ginjal yang masih hidup, mulai dari operasi sampai tiga bulan setelah itu. Sebagian besar pendonor hidup sehat.
“Kami mendapati bahwa donasi organ ketika hidup sangat aman. Resiko kematian akibat menyumbangkan ginjal adalah satu banding 10.000, jauh lebih kecil dibanding resiko operasi-operasi lain yang mungkin anda jalani.” kata Dr. Segev.
Riset itu menunjukkan bahwa jumlah donor dengan usia di atas 50 telah berlipat dua. Ini menjadi salah satu alasan mengapa dokter ingin tahu resiko semua kelompok sebelum masuk ruang bedah

Sumber : http://www.ikcc.or.id
Selengkapnya...

Cerita Cangkok Ginjal Pelatih Timnas Alfred Riedl

Bermuka dingin dan jarang tersenyum begitulah mungkin penilaian banyak orang terhadap pelatih Timnas Alfred Riedl. Tapi muka jutek Riedl tidak membuat fans-nya takut malah dia begitu dicintai yang membuat penggemarnya di Vietnam rela memberikan ginjalnya untuk sang pelatih.

Riedl adalah salah satu pelatih Vietnam yang berhasil membawa negeri itu ke era kejayaan sepakbola Asia Tenggara. Riedl begitu dicintai rakyat Vietnam berkat prestasi kerjanya selama enam tahun.

Tapi cerita mengharukan terjadi ketika Riedl mengumumkan akan melakukan operasi cangkok ginjal sekitar tahun 2006. Begitu rencana operasi cangkok ginjal diumumkan, puluhan penggemar dari berbagai kalangan berbondong-bondong menawarkan diri sebagai donor gijal.

Saat melatih Vietnam, Riedl memang sudah punya masalah ginjal. Pelatih asal Austria tersebut harus melakukan dialisis atau cuci darah hingga 3 kali seminggu karena ginjalnya sudah tidak berfungsi.

Kelainan ginjal tersebut sudah dialami Riedl selama 12 tahun dan makin memburuk justru saat ia dibutuhkan oleh Timnas Vietnam. Beruntung ia punya banyak penggemar setia yang tak ingin tim asuhannya gagal di Piala Asia 2007. Seperti dikutip Dailymail, donor ginjalnya tak lain adalah seorang supporter fanatik di negeri Paman Ho tersebut.

Operasi pencangkokan lalu dilakukan di Wina Austria. Ia hampir kehilangan nyawa jika tidak segera mendapatkan donor ginjal. Para calon donor itu ada yang berprofesi sebagai pegawai bank, sopir truk, pedagang dan bahkan ada yang datang dari kalangan biksu atau biarawan. Semua hanya punya satu keinginan, Riedl cepat sembuh dan kembali menangani Timnas kesayangannya.

"Saya rela mendonorkan ginjal agar saya dan Riedl sama-sama mendapatkan karma yang baik," ungkap Dong Phap, biksu berusia 32 tahun dari Provinsi Phu Tho yang ketika itu juga berminat menjadi donor.

Namun rupanya tidak mudah untuk mendapatkan ginjal yang sesuai dengan kebutuhan Riedl. Kendala yang paling banyak menggagalkan niat baik para calon donor adalah ketidaksesuaian ukuran ginjal dan golongan darah dengan yang dibutuhkan oleh Riedl.

Operasi pencangkokan baru bisa dilakukan pada Maret 2007, hanya beberapa bulan sebelum turnamen Piala Asia digelar pada Juli 2007. Identitas donor dirahasiakan, namun situs AFC menyebut Riedl mendapatkan ginjal tersebut dari seorang penggemar di Vietnam.

Sang pelatih Riedl pun akhirnya bisa sehat kembali, tapi sayang dia harus meninggalkan Vietnam karena dianggap gagal membawa skuad Under 23-nya yang kalah adu penalti dari Myanmar di babak semifinal SEA Games XXIV tahun 2007. Riedl sempat menjadi pelatih Laos dan kini ia menangani Timnas PSSI.

Seperti dilansir dari Mayo Clinic, Selasa (21/12/2010), cangkok ginjal merupakan terapi untuk gagal ginjal dengan memanfaatkan ginjal sehat yang diperoleh dari donor. Selain dari donor mati (kadaver), bisa juga diperoleh dari donor hidup sebab donor tersebut masih bisa hidup normal dengan hanya 1 ginjal.

Karena memiliki risiko kegagalan cukup tinggi, tidak semua pasien gagal gijal bisa melakukan pecangkokan. Pasien yang mengalami komplikasi kanker, infeksi usus atau gangguan jantung dan pembuluh darah tidak dianjurkan untuk menjalani cangkok ginjal.

Kegagalan cangkok ginjal pada umumnya dipicu oleh penolakan sistem kekebalan tubuh terhadap masuknya benda asing, dalam hal ini ginjal baru. Untuk itu biasanya selama masa pemulihan, pasien mendapat immunosupresan untuk melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Sumber : http://www.detikhealth.com
Selengkapnya...

Cuci Darah dan Transplantasi Ginjal

Bagi para penderita gangguan dan gagal ginjal akut, cuci darah dan cangkok ginjal menjadi pilihan utama untuk memulihkan kondisi tubuh. Mesin cuci darah pun menjadi kebutuhan utama mereka. Tapi tahukah Anda siapa yang pertama kali menciptakan mesin yang mampu menyambung hidup banyak orang itu? Ternyata, mesin cuci darah diciptakan oleh Willem Kolf asal Belanda, tepatnya pada tahun 1911.

Hebatnya, mesin cuci darah yang diciptakan Willem Kolf tidak dipatenkan. Ia beralasan karena temuannya merupakan pengabdian kepada rasa kemanusiaan. Usaha Kolf tidak berhenti sampai di sini. Demi pengabdiannya ia juga melakukan penelitian untuk mesin jantung buatan di Cleveland Clinic Foundation. Sungguh, sebuah hal sangat mulia yang dicontohkan Willem.

Alternatif lain selain cuci darah adalah dengan melakukan transplantasi ginjal bagi pasien yang menderita gagal ginjal. Pada tahun 1909, ginjal manusia yang rusak mulai ditransplantasi dengan ginjal hewan. Namun sayangnya, belum ada satu pun penerima transplantasi ginjal yang selamat dengan metode ini. Para peneliti pun terus mengembangkan metode transplantasi ginjal.

Setelah ketidakberhasilan menggunakan ginjal hewan, cangkok ginjal mulai dilakukan dari manusia ke manusia. Seperti yang dilakukan oleh ahli bedah di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, Charles Hufnagel tepatnya pada tahun 1947 dengan mencoba mencangkok ginjal dari orang yang baru meninggal ke tubuh seorang wanita penderita ginjal akut. Saat itu, cangkok ginjal yang dilakukan adalah dengan menanamkan ginjal donor tersebut di bagian tangan pasien. Alhasil, ginjal donor dapat bekerja sesaat. Walaupun pada akhirnya pasien tidak dapat pulih kembali.

Akhirnya pada tanggal 23 Desember 1954, sebuah upaya transplantasi antara ginjal pendonor yaitu Ronald Herrick dengan penderita yang merupakan saudara kembarnya, Richard, berhasil dilakukan dengan sempurna. Transplantasi sempurna ini berhasil dilakukan oleh dokter Joseph Murray di rumah sakit Peter Brigham, Boston, Amerika Serikat. Berkat keberhasilannya, dokter Murray mendapatkan hadiah Nobel pada tahun 1990 di bidang Fisiologi.

Sumber : http://www.ikcc.or.id
Selengkapnya...

Donor Organ Ginjal Tidak Mempercepat Kematian

Sumbangan atau donor organ ginjal dari orang yang masih hidup dan sehat tidak memberikan efek yang signifikan dalam mempercepat kematian si pedonor. Namun pedonor ginjal harus memperhatikan kesehatannya karena tinggal punya satu ginjal.

Dr Dorry Segev dari Johns Hopkins University School of Medicine mengatakan tidak ada risiko kematian yang lebih cepat bagi pedonor ginjal.

Kesimpulan ini diambil setelah tim peneliti menganalisa 80.347 orang Amerika sehat yang telah menyumbangkan salah satu ginjalnya sejak 1 April 1994 dan peneliti memeriksa pendonor kembali setelah 12 tahun operasi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meyakinkan orang untuk mendonorkan salah satu ginjalnya sehingga memperpendek daftar tunggu donor organ yang ada.

Selama ini donor ginjal banyak dilakukan orang yang sudah meninggal. Saking minimnya yang melakukan donor, pasien yang butuh donor harus menunggu lama bahkan hingga meninggal belum mendapat donor ginjal.

"Kami telah menunjukkan bahwa sumbangan atau donor organ ginjal dari orang yang masih hidup dan sehat tidak memberikan efek yang signifikan dalam mempercepat kematian," ungkap Dr Segev seperti dikutip dari Reuters, Rabu (10/3/2010).

Dr Segev dan rekannya melaporkan hasil penelitian ini dalam Journal American Medical Association.

"Kematian yang diakibatkan pembedahan tidak berubah selama periode 15 tahun (antara 1994-2009), meskipun terdapat perbedaan dalam hal praktik bedah donor," ujar Dr Dorry Segev dari Johns Hopkins University School of Medicine di Baltimore.

Risiko kematian hanya ada sedikit ketika proses donor ginjal pada 90 hari pertama setelah operasi, yaitu sekitar 25 orang meninggal.

Tapi dalam tindak lanjut berikutnya, periode tingkat kematian di kalangan donor yang cocok ditemukan lebih rendah dibandingkan dengan operasi yang bukan donor.

Selain itu peneliti menemukan pedonor laki-laki memiliki statistik tingkat kematian lebih tinggi daripada perempuan dalam satu tahun operasi. Namun hal ini belum dapat diketahui dengan pasti apa yang menjadi penyebabnya.

Hidup dengan satu ginjal memang tidak sama dengan dua ginjal. Tapi selama orang tersebut bisa menerapkan pola hidup yang sehat dan tidak melakukan aktivitas yang berlebihan maka melakukan donor ginjal tidak akan memicu timbulnya masalah apapun.

Hal yang harus dilakukan sebelum melakukan donor ginjal adalah melakukan beberapa pemeriksaan yang berkaitan dengan kecocokan organ dengan si penerima atau tidak serta pendonor. Baru setelah dinyatakan sehat, pedonor boleh mendonor oleh dokter yang berwenang.

Sumber : http://www.ikcc.or.id
Selengkapnya...